9/06/2009

HATI DALAM SHOLAT

"Dan mohonlah pertolongan (kepada Alloh) dengan sabar dan sholat. Dan sholat itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk"
(QS. Al Baqarah : 45)


Sholat adalah merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat maka sudah barang tentu merupakan dasar yang sangat penting dalam menjalankan syariat Islam sebegitu pentingnya ibadah sholat kholifah Umar bin khathab ra. menulis maklumat diseluruh pelosok, "Sesungguhnya perkara kalian yang terpenting bagiku adalah sholat. Barangsiapa menjaganya berarti ia telah menjaga agamanya dan barangsiapa meremehkannya maka untuk urusan selainnya pasti dia lebih meremehkan lagi.Tidak ada bagian dalam Islam bagi orang yang meninggalkan sholat.Setiap orang yang meremehkan sholat dan mengecilkan nilainya berarti telah meremehkan Islam dan mengecilkan nilai Islam. Seseorang dalam Islam tergantung bagiannya dalam melaksa nakan sholat".

Seseorang apabila sedang berdiri mengerjakan sholat,maka setan berusaha memperdayainya karena orang tersebut berarti sedang berdiri ditempat yang paling mulia. Tempat yang paling dekat dengan Alloh, dan paling dibenci setan serta paling berat atasnya.Maka setan berusaha sekuat tenaga dan bersungguh-sungguh agar seseorang tidak berdiri ditempat sholat.Apabila setan tidak mampu menundukkannya dan orang yang sedang sholat menentang-nya dan ia tetap berdiri tegar ditempat sholat, maka datang-lah musuh Alloh itu menimbulkan pikiran-pikiran dalam dirinya, menghalangi antara diri dan hatinya, maka setanpun mengingatkan sesuatu yang tidak teringat olehnya sebelum ia mengerjakan sholat. Terkadang orang ketika memulai sholat lupa sesuatu hajat atau urusan

penting dan telah berputus asa darinya, lalu setan mengi- ngatkannya di dalam sholat agar hatinya sibuk. Setan merampas dirinya dari Alloh, maka ia pun berdiri sholat tanpa membawa hatinya. Ia tidak memperoleh perhatian Alloh, seperti yang di dapatkan oleh orang yang menghadap kepada Alloh dan menghadirkan hatinya kepada-Nya dalam sholatnya. Ia keluar dari sholat seperti saat ia masuk kedalamnya dengan membawa kesalahan, dosa dan beban-beban yang ditanggungnya.

Setelah setan mampu menundukkan orang yang sholat dengan memisahkan antara hati dan dirinya.Maka selanjutnya setan terus mengerahkan seluruh kemampuan untuk menyerangnya sehingga ia meremehkan urusan sholat.Maka orang pun meremehkan lalu meninggalkan. Demikianlah kegigihan setan dalam menggoda orang agar tidak melakukan sholat.Didalam seseorang melakukan sholat,ulama ada yang membagi beberapa tingkatan diantaranya :

  1. Manusia yang medzalimi dirinya dan melampaui batas. Yaitu orang yang tidak menyempurnakan wudlunya,kurang menjaga waktu sholat,kurang memperhatikan batasan-batasan dan rukun-rukun- nya.
  2. Manusia yang menjaga waktu sholatnya, batasan dan rukun-rukunnya serta menyempurnakan wudlunya, akan tetapi ia tidak sungguh-sungguh dalam menjaga atau melawan was-was dalam sholat, dalam sholat pikiran dan hatinya melayang kesana kemari.
  3. Manusia yang menyempurnakan wudlu, menjaga waktu sholatnya, dan rukun-rukunnya, serta bersungguh-sungguh dalam melawan was-was hatinya dan pikirannya dari gangguan setan agar tidak merampas sholatnya.Orang ini berada dalam sholat dan jihad.
  4. Manusia yang mengerjakan sholat dengan menyem-purnakan hak-hak sholat, rukun dan batasannya, melarutkan hatinya dengan menjaga batasan dan hak-haknya agar tidak tersia-siakan sedikit-pun darinya. Bahkan seluruh keinginan-nya ditujukan untuk menegakkan sholat, menyem-purnakan dan melengkapinya.Hatinya larut dalam sholat, mengham-bakan diri kepada penciptanya.
  5. Manusia yang sholat dengan menghadapkan seluruh jiwa raganya. Selain itu menempatkan hatinya dihadapan Tuhannya. Ia seolah-olah melihat dan menyaksikan Alloh dengan, perasaan cinta dan pengagungan memenuhi hatinya. Sedikit pun tiada rasa was-was dan pikiran tiada melayang, ia larut dalam sholatnya.

Sehubungan dengan tingkatan-tingkatan tersebut diakherat pun balasannya akan berbeda-beda pula, tingkatan pertama akan mendapat siksa dengan sholatnya, tingkatan kedua orang yang akan dihisab sholatnya, tingkatan ketiga orang yang akan dihapus kesalahannya dengan sholatnya, tingkatan keempat orang yang diberi pahala dengan sholatnya dan tingkatan kelima orang yang didekatkan kepada Tuhannya dan inilah puncak kebahagiaan.

Perumpamaan orang yang sholat tetapi hatinya atau pandangannya berpaling adalah seperti seseorang yang dipanggil menghadap raja, ia datang dan berdiri dihadapannya, lalu raja memanggil dan mengajaknya bicara tetapi orang yang diajak bicara berpaling kekanan dan kekiri, hatinya berpaling dari raja, sehingga ia tidak paham apa yang dikatakan oleh raja. Bagaimanakah kira-kira tindakan raja terhadap orang tersebut ?Bukankah paling minimal ia diusir dari hadapan raja atau dimurkai dan jatuhlah kehormatannya dalam pandangan raja ?

Setelah memahami tingkatan pelaksanaan sholat dan permisalannya, ditingkat manakah kita berada ? marilah kita mengoreksi amalan-amalan yang kita lakukan apakah sudah benar dan total untuk Alloh ataukah selain-nya?

Hanya orang yang menghadirkan hatinya dalam sholat sajalah, yang sholatnya dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, seperti yang tercantum dalam Al Qur'an :

"Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar "
(QS. Al 'Ankabuut :45)

Wallohu ‘Alam bi Showab.








"Sesungguhnya perkara kalian yang terpenting bagiku adalah sholat. Barangsiapa menjaganya berarti ia telah menjaga agamanya dan barangsiapa meremehkannya maka untuk urusan selainnya pasti dia lebih meremehkan lagi. Tidak ada bagian dalam Islam bagi orang yang meninggalkan sholat. Setiap orang yang meremehkan sholat dan mengecilkan nilainya berarti telah meremehkan Islam dan mengecilkan nilai Islam. Seseorang dalam Islam tergantung bagiannya dalam melaksanakan sholat".