9/06/2009

KEUTAMAAN ILMU DIBANDING HARTA

Abu Laits meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud Radiyallahu’Anhu berkata ;”Dua macam kerakusan yang tidak pernah kunjung kenyang,yaitu orang yang menuntut ilmu dan mengejar dunia, tetapi keduanya tidak sama, adapun yang menuntut imu maka selalu bertambah diridhoi Alloh,sedang yang mengejar kekayaan dunia bertambah merajalela kesesatannya, kemudian ia memba-ca ayat “Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah, diantara hamba-hamba-Nya adalah ulama’ (orang yang berilmu).” (Q.S. Al Fathir : 28).

Dan membaca ayat : “Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melam-paui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.” (QS. Al ‘Alaq: 6-7)

Ali Bin Abi Thollib Radiyallahu’Anhu berkata : “Sesungguhnya yang disebut ulama’(orang yang berilmu ) adalah orang yang beramal dengan ilmunya dan yang ilmunya sesuai dengan amalannya.

Dikisahkan ketika para penduduk Basrah ( Iraq ) berselisih pendapat tentang keutamaan ilmu bila diban-dingkan dengan harta, sebagian diantara mereka ada yang mengatakan: “Sesungguhnya ilmu itu lebih utama daripada harta “. Akan tetapi sebagian yang lain mengatakan: “ tidak,harta itu lebih utama daripada ilmu.” Ditengah derasnya perselisihan tersebut, merekapun lantas bersepa-kat untuk mengutus seseorang menghadap sahabat Ibnu Abbas ra, kemudian di tanyakan kepada beliau tentang permasalahan ini, Ibnu Abbas ra berujar bahwa Ilmu itu lebih utama daripada harta. Utusan tadi kembali bertanya kepada Ibnu Abbas Radiyallahu’anhu: ”Jika mereka menanyakan kepadaku tentang pernya-taanmu ini, apa alasan yang akan aku kemukakan kepada mereka?”. Ibnu Abbas Radiyallahu’Anhu menjawab :” Katakan kepada mereka : “Sesungguhnya ilmu adalah warisan para nabi, sedang harta adalah warisan dari fir’aun. Ilmu itu akan senantiasa menjagamu, sedangkan kamu harus senantiasa menjaga hartamu.Ilmu itu tidak akan diberikan oleh Allah Ta’ala kecuali hanya kepada orang yang dicintai-Nya saja, sedangkan harta itu diberikan oleh Allah Ta’ala kepada orang yang dicintai-Nya dan yang tidak dicintai-Nya, bahkan terhadap orang yang tidak dicintai-Nya lebih banyak pemberian-Nya.Tidakkah engkau renungi firman Allah Ta’ala:”dan sekirannya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi ummat yang satu dalam kekafiran, tentulah kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan yang Maha Pemurah loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan juga tangga-tangga perak yang mereka memilikinya.Dan kami buatkan pula pintu-pintu perak bagi rumah-rumah mereka dan begitu pula dipan-dipan yang mereka bertelekan atasnya.Dan kami buatkan pula perhiasan-perhiasan dari emas untuk mereka.”(Az Zukruf:33-35).

Dan ilmu itu juga tidak akan habis jika diberikan dan di sebarkan kepada yang lain, sedangkan harta akan habis apabila diberikan dan di belanjakan. Orang yang mempunyai banyak harta akan di lupakan apabila sudah meninggal, sedangkan orang yang berilmu akan senantiasa di kenang selamanya. Orang yang berharta akan ditanya kelak di akhirat setiap dirham yang dia miliki, darimana di dapatkan ? dan kemana di belanjakan hartanya ?’, sedang orang yang berilmu setiap dari perkataannya adalah merupakan derajat tersendiri baginya di syurga.

Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wasallam pernah mengingatkan dalam suatu hadits : Akan sangat menyesal seseorang di akhirat, yaitu orang yang punya kesempatan waktu untuk mencari ilmu ketika di dunianya, tapi ia tidak mau menggunakannya untuk mencari ilmu.

Ilmu yang dimaksud adalah terutama ilmu syar’ie, yang mana hati manusia akan menjadi kering, gersang dan bahkan mati jika tidak pernah mendapatkan konsumsi ilmu tersebut. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman di dalam Al Qur’an.

“ Dan apakah orang yang sudah mati (hatinya) kemudian kami hidupkan dan kami berikan kepadanya cahaya yang terang yang dengan cahaya itu ia dapat berjalam di tengah-terngah manusia serupa dengan orang-orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah kami jadikan orang kafir memandang baik apa yang mereka kerjakan”.(QS.Al an’am : 122)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
“sesungguhnya para nabi itu tidak mewariskan dirham atau dinar, tetapi mereka mewariskan ilmu, barang siapa yang telah mendapatkan ilmu tersebut berarti dia telah mendapatkan bagian yang banyak dari harta warisan peninggalan para nabi”
Ilmu yang diwariskan para nabi itu ada tiga macam:
1. ilmu tentang Allah, asma’ dan sifat-Nya serta hal-hal yang berhubungan dengannya, sebagai contoh : Allah ta’alla menurunkan surat al ikhlas dan ayat kursi serta ayat-ayat yang lain.
2. Ilmu tentang apa-apa yag telah dikabarkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengenai perkara-perkara yang telah lalu dan yang akan datang, juga apa-apa yang bakal terjadi dimasa mendatang. Sebagai contoh dari ilmu ini Allah Ta’ala menurukan ayat-ayat yang berisikan cerita-cerita (al qoshos), janji, ancaman, sifat surga dan neraka dan lain sebagainya.
3. ilmu tentang perintah Allah ta’ala, termasuk di dalamnya ilmu yang berkaitan hati dan jawarih, yaitu iman kepada Allah Ta’ala, mengetahui hakekat hati, dan keadaannya. Serta keadaan organ tubuh, ucapan dan perbuatanya, masuk dalam kategori ilmu ini ilmu tentang dasar-dasar iman dan Islam, ilmu tentag aqwal (ucapan) dan af’al (perbuatan) yng dlohir, dan ilmu yang mencakup dalam kitab-kitab fiqh yaitu ilmu tentang hukum perbuatan dhohir, ilmu-ilmu ini adalah seperempat dari ilmu dien.

Imam Ahmad rohimahullah berkata:“ Kebutuhan manusia akan ilmu itu lebih dari kebutuhan mereka terha-dap makanan atau minuman, sebab kebutuhan pada keduanya sehari cukup satu sampai dua kali sedang kebutuhannya akan ilmu sejumlah bilangan keluar masuk nafasnya”.
Ali bin Abi Tholib Radiyallahu’Anhu. berkata :Manusia itu ada tiga macam,orang ‘Alim (ulama’) yang takut kepada Alloh dan pelajar yang ingin selamat, selain itu adalah rakyat jelata,orang yang mengikut setiap seruan ,condong mengikuti arah angin.Ia juga berkata :” Ilmu itu lebih baik dari harta.Ilmu menjaga dirimu,sedangkan kamu menjaga harta,dan ilmu bertambah jika disebarkan sedang harta berkurang bila diberikan.Dan Ulama itu akan tetap hidup selamanya meskipun jasadnya tidak ada,dan ajaran mereka selalu terbenam dalam hati (selalu diingat)”

Setelah memahami bagaimana kedudukan harta dibanding ilmu maka sudah selayaknya apabila setiap manusia yang menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat, senantiasa berusaha menuntut ilmu dan menem-patkan harta sebagai sarana untuk kebahagiaan akhiratnya bukan dijadikan tujuan hidupnya dan bukan pula dijadikan sebagai alat ukur kebahagian dunia. Untuk itu hendaknya setiap orang beriman merenungkan betul apa yang difir-mankan Alloh dalam Al Qur’an dan apa yang disabdakan Rosululloh Shallallahu 'Alaihi Wasallam dibawah ini :

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang berilmu penge-tahuan beberapa derajat.” ( Al Mujadilah : 11)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda;“Dunia itu terlaknat dan terlaknat apa yang ada di dalamnya,kecuali siapa yang berdzikir kepada Allah,orang yang mencari ilmu dan orang yang mengajarkannya.”(HR.Tirmidzi)














“Sesungguhnya ilmu adalah warisan para nabi, sedang harta adalah warisan dari fir’aun. Ilmu itu akan senantiasa menjagamu, sedangkan kamu harus senantiasa menjaga hartamu.Ilmu itu tidak akan diberikan oleh Allah Ta’ala kecuali hanya kepada orang yang dicintai-Nya saja, sedangkan harta itu diberikan oleh Allah Ta’ala kepada orang yang dicintai-Nya dan yang tidak dicintai-Nya, bahkan terhadap orang yang tidak dicintai-Nya lebih banyak pemberian-Nya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar