9/06/2009

MENANTI YANG PASTI

Hilangnya nyawa atau yang lebih sering disebut kematian adalah merupakan sesuatu yang pasti terjadi bagi setiap yang bernyawa. Dan sesungguhnya kehidupan manusia didunia ini tidak lain hanyalah menanti suatu yang pasti terjadi pada dirinya yaitu kematian. Kematian itu sendiri adalah merupakan pelajaran bagi siapa yang mau mengambil pelajaran dan gagasan bagi mereka yang berpikir. Seringkali mereka mengejar sesuatu yang semu dan melupakan yang pasti terjadi, mereka terbawa angan-angan kosong dalam kehidupan dunia yang menipu.

Kematian menurut para Ulama bukanlah ketiadaan sejati dan bukan pula kehancuran yang sebenarnya. Kematian hanyalah terputus dan berpisahnya keterkaitan jiwa atau ruh dengan jasad atau badan, serta perpisahan keduanya, pergantian keadaan, dan perpindahan dari suatu negeri ke negeri lainnya yaitu dari dunia menuju akhirat. Kematian adalah salah satu musibah besar bagi manusia sedangkan menurut para ulama :" Musibah yang lebih besar daripada kematian adalah melalaikan kematian itu sendiri, berpaling dari mengingatnya, kurang memikir-kannya, dan tidak beramal untuknya".

Sungguh manusia yang melalaikan kematian adalah manusia yang amat bodoh, dia akan mendapati musibah besar tetapi melalaikannya, tanpa berpikir bagaimana menghadapinya, sedangkan Alloh SWT, dalam salah satu ayat Al Qur'an telah mengingatkan bahwa kematian itu adalah suatu kepastian yang akan menemui setiap orang meskipun dia berusaha lari darinya. Alloh Ta’ala berfirman :

Katakanlah :"Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, maka sesungguhnya kematian itu pasti akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Alloh, yang mengetahui yang ghoib dan yang nyata, lalu dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan"( QS. Al Jum'ah : 8)

Bagi manusia yang memikirkan bahwa dirinya akan mengalami kematian yang merupakan musibah besar, maka ayat tersebut sudah cukup untuk merenungkan arti sebuah kehidupan dunia. Tetapi jiwa yang beku dan hati yang lalai memerlukan nasehat-nasehat yang panjang. Sesungguhnya manusia itu banyak yang lalai dari tempat kembali yang pasti. Padahal mereka datang kedunia ini bukan atas kehendaknya tetapi kehendak dari yang maha berkehendak yaitu Alloh Subhanahu Wata’ala pencipta alam dan seisinya. Begitu juga manusia akan keluar dari dunia ini bukan atas dasar kehendak atau keinginan mereka, tetapi kehendak penguasa alam semesta Allah Subhanahu Wa Ta’ala .

Manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini dengan aktivitas-aktivitas kesehariannya mulai bangun tidur hingga tidur lagi sebenarnya tidak lain hanyalah menunggu kapan kematian akan terjadi pada dirinya. Kematian yang pasti akan menimpa setiap yang bernyawa. Bagi manusia yang lebih banyak menggunakan akal daripada nafsunya, dalam mengisi masa penantiannya akan selalu bertanya, persiapan apa yang diperlukan untuk menjemput kematian yang pasti akan datang menimpa dirinya ? Sudah siapkah diri ini dijemput saat ini ? Perbekalan apa yang mesti dibawa ? Sudah cukupkah perbekalan yang akan dibawa ? Pertanyaan-pertanyaan diatas akan selalu menghinggapi pikiran orang yang lebih banyak menggunakan akalnya daripada mengikuti hawa nafsunya. Mereka menyadari dan berusaha mempersi-apkan segala sesuatunya untuk menyambut sesuatu yang pasti dialaminya yaitu kematian. Berawal dari kematian inilah manusia berpindah dari suatu negeri ke negeri lainnya, dari negeri tempat beramal menuju negeri tempat memetik amal.

Kematian adalah awal dari kuburan sebagai rumah, dimana tanah sebagai tempat tidur, cacing tanah sebagai teman, keadaan seperti itu merupakan sesuatu yang pasti dan telah menanti tapi dimanakah diri yang dinanti ? lupakah dia akan sesuatu yang pasti terjadi ? terlenakah dia dengan sesuatu yang semu ?

Sungguh manusia memang lebih sering mementing-kan kenikmatan sesaat daripada yang abadi, takut keseng-saraan sesaat daripada kesengsaraan yang hakiki. Agar manusia tidak terlena yang berkepanjangan maka sudah semestinya mengikuti apa yang diperintahkan Rosululoh Shallallohu ‘Alaihi Wasalam dalam sebuah sabdanya yang diriwayatkan dari Anas Radiyallahu ‘anhu. dia menuturkan,Rosululloh Shallallohu ‘Alaihi Wasalam bersabda:

"Perbanyaklah mengingat kematian, sebab itu dapat menghapuskan dosa-dosa dan menjadikan zuhud didunia "

Dengan menanti dan mengingat yang pasti, manusia akan hidup penuh harapan dimasa depan, harapan akan suatu kebahagiaan yang abadi, kebahagian yang tak bisa terbayangkan di alam dunia ini yaitu kebahagian Syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, yang didalamnya ada buah-buahan yang berpa-sangan, dengan tempat makan dan minum terbuat dari emas, yang dikelilingi bidadari yang bermata jeli, dengan tempat tidur bertahtakan emas dan bantal yang tersusun.Karena sadar menanti yang pasti manusia tidak akan berbuat dzalim kepada sesama, tidak akan rakus terhadap harta dunia yang akan ditinggalkannya, tidak akan berbangga dengan apa yang dimiliki dan akan ditinggalkannya. Wallohu'alam bi showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar