9/06/2009

MENCINTAI HARTA DAN ANAK

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. 64 At Taghabun:15)


Harta dan anak adalah merupakan karunia Allah Subhana wa Ta’ala bagi seseorang, namun apabila tidak diatur dan digunakan sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, maka harta dan anak akan menjadi fitnah baginya. Kehidupannya akan dikerubuti dengan fitnah baik berupa fitnah harta maupun fitnah anak keturunan. Harta dan anak merupakan simbol hiasan dan kebanggaan bagi manusia di dunia, maka hendaklah berhati-hati terhadap keduanya. Didunia ini harta pada hakekatnya merupakan adzab bagi orang-orang kafir dan ujian bagi orang-orang mukmin. Maka bagi orang yang beriman, hendaknya tidak terperdaya dan kagum terhadap orang-orang yang diberi oleh Allah berupa harta yang melimpah dan anak keturu-nan yang sehat, karena itu adalah sarana ujian dari Alloh yang maha berkehendak.

“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu.Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan mela-yang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.” ( QS. At-Taubah :55 )

Ayat diatas memberikan peringatan kepada orang-orang beriman agar tidak terperdaya terhadap harta yang banyak dan anak-anak yang diberikan Allah terhadap orang-orang kafir, karena keduanya merupakan simbol hiasan besar dunia bagi manusia yang dengannya Allah akan menyiksanya. Mencintai harta dan anak bukannya dilarang akan tetapi hendaknya dijadikan lahan untuk mempersiapkan kehidupan yang sebenarnya, kehidupan di akhirat yang abadi.

Bagaimana seharusnya mencintai harta dan anak ? Menurut para ulama, para ahli tafsir dalam berbagai macam tafsir menjelaskan bahwa harta dan anak meru-pakan sarana ujian dari Allah. Manusia apabila hidup di dunia tanpa bekal iman dan taqwa, maka kondisinya akan dikerubuti oleh fitnah-fitnah, baik fitnah harta maupun fitnah anak keturunan. Allah Ta’ala telah mengi-ngatkan bahwa sebaik-baik bekal bagi manusia dalam hidupnya adalah taqwa bukannya harta benda. Orang yang paling taqwa adalah orang yang paling mulia disisi Alloh. Allloh telah berfirman dalam Al Qur’an :

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. Al Hujorot (49):13)

Dari ayat diatas jelaslah bahwa kemuliaan seseorang bukan diukur dari banyaknya harta atau anak tetapi kemuliaan disisi Alloh ditentukan dari sejauh mana orang tersebut melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi lara-nganNya atau sering disebut Taqwa. Adapun bagi orang beriman, jelaslah baginya bahwa harta dan anak itu adalah ujian bagi dirinya. Alloh Azza wa Jalla berfiman:

“ Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu.Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mende-ngar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan” (QS.Al Imran (3):186)

Setelah mengetahui hakekat harta dan anak dalam hidup didunia ini maka bagi orang beriman, mereka akan berusaha mengelola hartanya untuk dipergunakan di jalan Allah dan mengatur anak serta keluarganya dengan hukum-hukum Allah, bukan dengan selera hawa nafsunya. Mereka akan senantiasa ingat akan peringatan Rosululloh Shalallahu ‘alaihi Wasalam dan para shahabatnya tentang harta.Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasalam telah bersabda :” Dunia itu terlaknat dan terlaknat apa yang ada di dalamnya, kecuali siapa yang berdzikir kepada Allah, orang yang mencari ilmu dan orang yang mengajarkannya.” (HR.Tirmidzi)

Dari Ka'ab bin Ayyadh radhiyallahu 'anhu. berkata Rasullulloh Shalallahu ‘alaihi Wasalam bersabda:
"Sesungguhnya setiap ummat mempunyai cobaan dan cobaan bagi ummatku ialah harta" (HR.At-Tirmidzi dan berkata hadist hasan)

Rosululloh bersabda: “Anak itu membuat orang pelit dan pengecut “(HR.Ahmad dan Ibnu Majah)

Dalam sabdanya yang lain :
“Anak Adam berkata: hartaku-hartaku, dan apakah yang menjadi hartamu wahai Anak Adam kecuali, apa yang kalian makan hingga habis, yang kalian pakai hingga usang dan apa yang kalian sedekahkan dijalan Alloh maka ia kekal bagimu.(HR.Muslim)

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata : “Manusia di dunia adalah tamu, sedang harta bendanya adalah barang pinjaman. Setiap tamu pasti akan pulang, dan setiap barang pinjaman harus dikembalikan.”

Setelah memahami bahwa harta dan anak adalah ujian, apakah kemudian tidak boleh mencintainya ? Alloh Ta’ala mempersilahkan mencintainya karena itu bagian dari karunia yang diberikan pada manusia dalam menjalani hidup di dunia hanya saja dalam mencintai sesuatu, Alloh telah mengingatkan dalam firman-Nya :

Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugi-annya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai lebih daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya".Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
(QS.At Taubah( 9):24)

Dari Ayat diatas sudah cukup untuk menjadi pegangan bagi orang yang menginginkan keselamatan di dunia dan akhiratnya,bahwa kecintaannya terhadap harta dan anak dan apa saja yang ada didunia ini tidak boleh melebihi cintanya kepada Alloh, Rosul-Nya dan jihad di jalan Alloh.

Untuk lebih memperjelas bagaimana kedudukan harta dibawah ini adalah sabda Isa bin Maryam yang bisa dijadikan bahan renungan agar dalam mencintai terhadap harta dan anak tidak berlebihan :

Imam Ahmad rh. berkata, bahwa berkata kepada kami Umar bin Saad Abu Daud Al Khafari dari Sufyan yang berkata, bahwa Isa Ibnu Maryam bersabda “ Cinta dunia adalah akar segala dosa. Dan harta, didalamnya terdapat penyakit yang banyak ”. Mereka bertanya,” Penyakit apa yang dimaksud ? Isa bin Maryam menjawab,” Tidak selamat dari kemegahan dan kesombongan” Mereka berkata,”Jika ia selamat dari padanya ?” Isa menjawab,” Memperbaikinya itu menyibukkannya dari dzikir kepada Alloh Azza wa Jalla.” Semoga Allah Ta’ala menjaga kita dari fitnah dunia. Amin. Wallahu’alam bi Showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar