9/06/2009

SEBUAH RENUNGAN

Selang beberapa saat diriku menerima ujian tiada lepas lisan ini berucap tasbih, tahmid, tahlil dan takbir. Sungguh maha perkasa lagi maha bijaksana Alloh yang menguji hamba-Nya. Dan sungguh maha benar apa yang difirmankan dalam kitab-Nya.

"Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu" (QS. Al Imron(3) :186)

"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri,dan Alloh memaafkan sebagian besar dari (kesalahan-kesalahan-mu)." (QS. Asy Syuura :30)

Tidak ada kata yang bisa mengungkapkan apa yang kualami, kecuali sebuah renungan akan diri ini. Renungan yang dengannya aku bisa mensyukuri nikmat-Nya sekali-gus menyesali dan bertaubat dari setiap kelalaianku yang terjadi dimasa lalu. Renungan yang dengannya membuat diriku tersadar siapa diri ini sebenarnya.

"Wahai diri yang beruban, tidakkah engkau sadari bahwa ubanmu adalah tanda kematianmu, banyaknya ubanmu berarti dekatnya kematianmu".

"Wahai diri yang dikaruniai telinga bisa mendengar, mengapa telingamu lebih banyak mendengar panggilan setan (musik) daripada Alunan Al-Qur'an, tidakkah engkau tahu Alloh berfirman"Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan),karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat"(QS.Al-Insaan : 2)"

"Wahai diri yang dikaruniai mata bisa melihat, mengapa matamu lebih banyak engkau pergunakan meli-hat TV dan menatap koran dari pada membaca Al Qur'an sedangkan engkau tahu bahwa matamu akan diminta pertanggungjawabannya"

"Wahai diri yang dikarunia lisan bisa bicara mengapa lisanmu lebih banyak engkau pergunakan untuk membicarakan sesuatu yang tiada berguna daripada berdzikir kepada Alloh, tidakkah engkau ingat sabda nabi-mu bahwa setiap perkataan anak Adam adalah musibah kecuali mengajak yang ma'ruf, mencegah yang mungkar dan berdzikir"

"Wahai diri yang dikarunia tangan dengan sempur-na mengapa tanganmu lebih ringan menerima daripada memberi tidakkah engkau ingat bahwa tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah"

"Wahai diri mengapa hatimu lebih cenderung kepada kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat bukankah dunia itu akan engkau tinggalkan sedang akhirat itu kekal"

"Wahai diri mengapa engkau lebih banyak memikir-kan untuk kenikmatan sesaat daripada kenikmatan yang abadi"

"Wahai diri mengapa engkau takut dengan kepe-dihan sesaat (penyiksaan) sedangkan kepedihan yang sebenarnya (sakaratul maut) telah dekat ".

"Wahai diri mengapa engkau suka tertawa sedang-kan engkau lahir dengan tangismu dan mati dengan tangis orang lain sedang engkau pun belum tahu nanti disyurga atau dineraka".

"Wahai diri yang dikarunia kaki bisa berlari menga-pa engkau lebih ringan kakimu untuk melangkah pada urusan dunia daripada ke masjid atau shilahturohmi yang merupakan bekal akheratmu"

"Wahai diri sholatlah engkau berjamaah sebelum engkau disholatkan berjamaah, terutama sholat shubuhmu karena sholat shubuh itu disaksikan para malaikat"

"Wahai diri sudah merasa cukupkah ibadahmu sehingga sholat malam sering engkau tinggalkan sedang-kan Alloh telah menyuruhmu sholat tahajud dalam Al-Qur'an surat Al Isra :78-79,sebagai ibadah tambahan"

"Wahai diri sudah merasa cukupkah amalmu sehingga engkau tiada minta ampun pada Alloh diwaktu sahur, sedangkan orang bertakwa senantiasa berdo'a diwaktu sahur, tidakkah engkau baca Al Qur'an surat Al Imron ayat 17 "

Ya Alloh, Engkaulah yang maha pengampun lagi maha penyayang, yang maha perkasa lagi bijaksana ampunilah dosa-dosa hamba-Mu yang telah lalu maupun yang akan datang, karena sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa hamba-Mu ini kecuali Engkau.

Ya Alloh, Engkaulah yang maha mengetahui yang ghoib maupun yang nampak, tampakkanlah kepada kami yang haq itu haq dan yang batil itu batil. Dan jauhkanlah kami dari yang subhat.

Ya Alloh,yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya, jadikanlah hidup kami dalam Islam, matikanlah kami syahid dijalan-Mu dan bangkit-kanlah kami dari kubur dalam Islam.


“Segala puji bagi Alloh yang menjadikan hamba seorang teraniaya bukan yang menganiaya, seorang yang didzalimi bukan yang mendzalimi”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar