9/06/2009

ALLOH MENJAMIN REZKI SETIAP MAKHLUK

Rezki menurut ulama adalah merupakan sesuatu yang dapat diambil manfaatnya oleh makhluk hidup seperti makanan, minuman dan lain-lain. Setiap makhluk hidup yang ada dibumi ini telah dijamin oleh Allah rezkinya, masing-masing telah ditetapkan besar kecil rezkinya. Meskipun setiap makhluk sudah dijamin oleh Allah rezkinya bukan berarti kemudian diam tanpa upaya untuk mencarinya. Mencari rezki untuk menjamin kelangsungan hidupnya merupakan kewajiban bagi setiap makhluk hidup tidak terkecuali manusia.

Dalam pemberian rezki terhadap setiap makhluk ciptaan-Nya, Alloh Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman dalam Al Qur'an :

"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Alloh-lah yang memberi rezkinya, dan dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya.Semua tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)".
(QS. Huud(11) : 6)

"Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Alloh-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia maha mendengar lagi maha mengetahui."(Qs. Al Ankabut(29) :60)

"Alloh melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Alloh maha mengetahui segala sesuatu." (Qs. Al Ankabut (29) :62)

Ayat diatas dengan gamblang menjelaskan bahwa Allah Ta’ala telah menjamin rezki bagi setiap makhluk, Allah melapangkan siapapun yang dikehendakinya dan menyempitkan siapa yang dikehendaki-Nya semua atas kekuasaan-Nya. Bagi setiap makhluk telah ditentukan rezkinya tidak ada yang berhak untuk memprotesnya, seperti halnya manusia ketika membuat rumah tidak ada hak rumah untuk memprotes pembuatnya, dia dijadikan sebagai rumah yang kecil atau yang besar terserah pada pembuatnya. Bagi orang beriman yang yakin dan mengerti bahwa rezki itu telah ditetapkan oleh Allah tentu tidak akan menimbulkan kegelisahan yang mendalam bagi dirinya apabila yang diperolehnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Dia akan berusaha terus dengan sungguh-sungguh untuk mencarinya tanpa mengabaikan aturan agama (syariat Alloh), dia tidak akan mencari kekayaan dengan cara pintas apalagi kepedukunan (paranormal) yang jelas-jelas diharamkan oleh Alloh Ta’ala. Rezki bagi manusia sebenarnya adalah merupakan ujian baginya,apakah dengan rezki yang diperolehnya dia bersyukur ataukah kufur. Karena sesungguhnya apa yang ada didunia ini tidak lain diciptakan oleh Allah sebagai sarana untuk menguji hamba-hambanya. Allah Ta’ala berfirman dalam Al Qur’an :

"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang terbaik perbuatannya." (QS. Al-Kahfi (18) :7)

Telah menjadi bagian dari kewajiban manusia berusaha mendapatkan rezki dalam upaya mempertahankan kehidupannya didunia yang telah ditentukan oleh Alloh dalam lauh mahfuzh. Untuk mendapatkan rezki hendaknya seorang hamba memperhatikan bagaimana cara mendapatkannya serta tidak menganggap bahwa hasil rezki yang diperolehnya adalah semata-mata dari jerih payahnya. Dia harus menyadari bahwa apa yang diperolehnya tidak lain adalah atas karunia Alloh yang diberikan kepadanya karena Alloh-lah pemberi rezki yang sebenarnya. Dengan demikian apa yang diusahakannya semata-mata dia niatkan dalam rangka menuju ketaatan pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Dalam perkara upaya mencari rezki. Allah Subhana Wa Ta’ala berfirman kepada para malaikat yang diserahi urusan rezki bani Adam :"Hamba mana pun yang kalian dapati yang cita-citanya hanya satu (yaitu semata-mata untuk akherat), jaminlah rezkinya dilangit dan dibumi. Dan hamba mana pun yang kalian dapati mencari rezkinya dengan jujur karena berhati-hati mencari keadilan. Berilah dia rezki yang baik dan mudahkanlah baginya. Dan jika ia telah melampaui batas kepada selain itu, biarkanlah dia sendiri mengusahakan apa yang dikehendakinya. Kemudian ia tidak akan mencapai lebih dari apa yang telah Aku tetapkan untuknya".(HQR.Abu Naim dari Abu Hurairah)

Sungguh telah jelas apa yang difirmankan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam hadist qudsi diatas, bagi mereka yang mau mengambil pelajaran dan mengamal-kannya, hadist diatas cukup sebagai pedoman dalam seseorang bekerja mencari nafkah. Firman Allah tersebut janji dari yang Maha kaya, Maha pemberi rezki, lagi Maha pemurah dan penyayang bagi setiap hamba yang dalam mencari rezki ikhlas semata-mata diniatkan untuk mencari ridlo-Nya, maka Allah menyiapkan rezki yang halal lagi baik baginya dan membantu serta menolongnya dalam usahanya, sehingga rezkinya datang tanpa melalui kesulitan-kesulitan serta penuh dengan kebarokahan.

Seseorang apabila tidak berhati-hati dalam mencari rezki, ketika telah memperoleh rezki melebihi dari orang lain terkadang membuatnya menjadi sombong, dan lupa diri seolah-olah apa yang diperolehnya semata-mata berdasar kepandaiannya. Kisah Qorun yang terabadikan dalam Al Qur'an cukup sebagai bukti bagaimana mereka yang diberi kelebihan rezki kemudian menjadi sombong:

"Sesungguhnya Qorun adalah termasuk kaum Musa,maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat, (ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya :" janganlah kamu terlalu bangga, sesungguhya Alloh tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri, Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Alloh kepadamu (untuk kebahagiaan) akherat, tetapi janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Alloh berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. Qorun berkata : "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku". Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Alloh sungguh telah membinasakannya umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta ? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu tentang dosa-dosa mereka. Maka keluarlah Qorun kepada kaumnya dalam kemegahannya, Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia " Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qorun, Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar". Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Alloh adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal sholih dan tidak diperoleh pahala itu,kecuali oleh orang-orang yang sabar". Maka Kami benamkanlah Qorun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Alloh. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qorun itu,berkata :" Aduhai, benarlah Alloh melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambaNya dan menyempitkannya; kalau Alloh tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Alloh)".(QS. Al-Qashsash(28):76-82)

Dalam sebuah hadist sahih diriwayatkan bahwa Rosululloh Shallallohu ‘Alaihi Wasalam bersabda :

"Demi Alloh, bukanlah kefakiran atau kemiskinan yang aku kuatirkan atas kalian, akan tetapi justru aku kuatir (kalau-kalau)kemewahan dunia yang kalian dapatkan sebagaimana telah diberikan kepada orang-orang sebelum kalian, lalu kalian bergelimang dalam kemewahan itu sehingga binasa, sebagaimana mereka bergelimang dan binasa pula."(HR. Bukhari)

Untuk menghindari agar tidak terjerumus dalam kerugian di dunia dan akhirat maka diperlukan upaya kehati-hatian didalam urusan rezki, jangan sampai melampaui batas dalam mencarinya dengan menghabiskan waktu serta membanting tulang dan menguras tenaga hanya untuk mencari rezki yang pada akhirnya akan ditinggal. Meskipun saat ini adalah masa yang susah untuk mendapatkan rezki yang halal akan tetapi jangan sampai rezki yang kita peroleh menjadi penyebab turunnya azab Allah subhana wata’ala dikarenakan tidak bersyukur atas rezki yang dikaruniakan-Nya dan sombong seolah-olah apa yang diperoleh semata-mata hasil dari keahlianya serta dalam mencarinya tidak mengenal halal dan haram, seperti kisah Qorun yang terabadikan dalam Al-Qur'an diatas. Dalam mencari rezki agar tidak terjerumus dalam murka Allah Subhana wata’ala diperlukan niat yang lurus serta dengan jalan yang dibenarkan menurut syariat Allah Subhana Wa Ta’ala. Semoga Allah Subhana Wa Ta’ala melapangkan rezki bagi hamba-Nya yang beriman dan menghindarkan dari rezki yang subhat serta dari fitnah harta dunia. Wallohu ‘Alam bi Showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar